Pada jaman dulu kira-kira masa akhir kerajaan Pajang yaitu pemerintah Sultan Hadiwijoyo abad ke 16, setelah Ki Ageng Pemanahan menerima tanah bagian dari Sultan karena Sultan berjanji, bahwa barang siapa yang berhasil membunuh Aryo Penangsang akan diberi ganjaran Pati dan Mataram. Setelah Pemanahan berkuasa di Mataram akan menjadi Adipati, maka beliau banyak membuka lahan baru untuk pemukiman. Banyak hutan yang ditebangi yang terkenal hutan yang paling angker adalah hutan atau alas Mentoak, tak jarang banyak korban dalam membuka hutan tersebut.

 

Ki Ageng Pemanahan tak ambil diam beliau minta tolong kepada temannya sekaligus saudara yaitu Ki Ageng Giring seorang petani ahli petapa dan ahli menumbal tempat-tempat angker (wingit) beliau juga yang mendapatkan wahyu Gagak Emprit / wahyu Kraton (Kerajaan) berupa Degan (kelapa muda) tetapi yang meminum Ki Ageng Pemanahan, istri Ki Ageng Pemanahan adalah adik dari Ki Ageng Giring. Ki Ageng Giring membantu Ki Ageng Pemanahan yaitu dengan membuka lahan baru. Beliau menyamar menjadi orang desa dengan gelar baru yaitu Maling Guna/Bupati Luwuk. Dengan para pengikutnya beliau memasuki daerah Kajen dan sekitarnya, sesampainya di hutan pinggiran Bupati Luwuk dan pengikutnya menemui banyak rampok / begal. Dengan kesabarannya Bupati Luwuk adalah Ki Sabaran Alif. Ki Sabaran Alif ditugaskan untuk menjaga dan mendamaikan tempat tersebut dengan kesabarannya dalam menghadapi dan mendidik para begal, Ki Sabaran Alif berhasil menundukkan orang-orang tersebut. Akhirnya Ki Sabaran Alif memberi nama Desa Sabarwangi, karena beliau berharap pada suatu hari nanti, siapapun orangnya yang mau bersabar dalam menghadapi situasi apapun dialah yang akan wangi atau harum namanya dan berhasil dalam kehidupannya meskipun untuk waktu yang cukup lama.

 

Sampai saat ini masih ada bukti peninggalan sejarah asal-usul nama desa Sabarwangi, yaitu terdapatnya makam Ki Sabaran Alif yang terletak di ujung selatan desa. Dari situlah asal muasal nama Desa Sabarwangi tercipta. Secara administratif, Desa Sabarwangi terletak di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.Jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1945, Desa Sabarwangi dahulu terbentuk dari penggabungan 2 (dua) desa yaitu :

I. Desa Sabaran Desa Sabaran terletak di sisi selatan desa.Terdiri dari dua dusun yaitu dusun wetan dan kulon.

II. Desa Sokowangi Desa Sokowangi terletak di sisi timur desa berbatasan langsung dengan sungai yang melintas di dua desa tersebut.

Dulu sebelum Sabaran dan Sokowangi bergabung menjadi satu desa dengan nama SABARWANGI, masing-masing dari Desa memiliki tempat keramat tersendiri. Adapun tempat keramat di Desa Sabaran yaitu Makam Kiyai Alif (Mbah Alif). Sedangkan Desa Sokowangi mempunyai tempat keramat yaitu Makam Bujang Gereng, dimana masing-masing dari tempat tersebut mempunyai kisahnya. Akan tetapi, antar kedua Desa tersebut ada satu wilayah yang belum masuk kemanapun yaitu Krajan. Akhirnya setelah bergabung menjadi satu menjadi Desa Sabarwangi, yang terdiri dari Dusun Sabaran, Dusun Krajan, dan Dusun Sokowangi.

Dusun Krajan menjadi pusat pemerintahan desa. Secara geografis dan secara administratif Desa Sabarwangi merupakan salah satu dari 272 Desa di Kabupaten Pekalongan dan memiliki luas wilayah ±138.930 Ha (seratus tiga puluh delapan ribu sembilan ratus tiga puluh) secara topografis terletak pada ketinggian 60 meter diatas permukaan laut. Desa Sabarwangi Posisi Desa Sabarwangi yang terletak pada bagian Selatan Kabupaten Pekalongan berbatasan langsung dengan sebelah utara Desa Pekiringanalit, sebelah timur Desa Gandarum, sebelah selatan Desa Kalijoyo dan sebelah barat Desa Wonorejo. Lahan di Desa sebagaian besar merupakan tanah kering 40%.